Doa untuk orang yang berbuat baik kepada kita
جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا
“Jazaakallahu khoiron”
((Mudah-mudahan Allah membalasmu
dengan balasan kebaikan)).
Dari Usamah bin Zaid berkata,
telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang
berbuat baik kepadanya lalu ia mengucapkan kepada orang tersebut, ‘..al-Hadits…’
maka sungguh-sungguh ia telah mencukupi dalam sanjungan”.
HR
at-Turmudziy: 2035, an-Nasa’iy di dalam Amal al-Yaum wa al-Lail: 180, Ibnu
as-Sunniy di dalam Amal al-Yaum wa al-Lail: 275 dan ath-Thabraniy di dalam
ash-Shaghir.
Berkata
asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Shahih Sunan at-Turmudziy: 1657, Shahih al-Jami’
ash-Shaghir: 6368. Misykah al-Mashobih: 3024 dan Shahih at-Targhib wa
at-Tarhib: 959.
Berkata
asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy: Shahih, lihat Nail al-Awthar bi Takhrij
kitab al-Adz-kar: 923, 1218 dan Bahjah an-Nazhirin Syar-h Riyadl ash-Shalihin:
II/ 586 hadits nomor 1496.
Di
dalam riwayat ath-Thabraniy di dalam ash-Shaghir dari Abu Hurairah secara
ringkas “Apabila seseorang mengatakan ‘…al-Hadits…’ maka sungguh-sungguh ia
telah mencukupi di dalam sanjungan”. [Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih,
lihat Shahih at-Targhib wa at-Tarhib:
961 dan Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 708].
Islam telah
mengajarkan kita sebagai umatnya untuk membalas setiap kebaikan yang diberikan orang
dengan kebaikan pula. Jika kita tidak memiliki sesuatu yang dapat kita berikan
kepada orang tersebut sebagai bentuk pengamalan ajaran Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam, cukup bagi kita untuk mendoakannya dengan kebaikan. Sehingga
seakan-akan kita telah cukup memberikan balasan kepadanya. Dan di antara doa
yang diajarkan oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa slam adalah doa tersebut
di atas.
Tidak seperti
awamnya umat sekarang ini, yang terbiasa mengucapkan, “terima kasih, thank you,
thanks dan selainnya”. Padahal ucapan doa tersebut selain mengikuti sunnah Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam juga mendoakan kebaikan kepada orang yang telah
berbuat baik kepada kita.
Hal ini
berdasarkan dalil hadits berikut ini, dari Abdullah bin Umar radliyallahu
anhuma berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Barangsiapa
yang telah melakukan kebaikan kepadamu maka balaslah dia. Jika kamu tidak
mendapatkan (sesuatupun untuk membalasnya) maka doakanlah kebaikan kepadanya
sehingga kamu tahu bahwasanya kamu telah cukup membalasnya”. [HR al-Bukhoriy
di dalam al-Adab al-Mufrad: 216, Abu Dawud: 1672, 5109, an-Nasa’iy: V/ 82, Ahmad:
II/ 68, 99, al-Baihaqiy di dalam Syu’ab al-Iman: 3538, Ibnu Hibban dan al-Hakim:
1542, 2416].
Berkata
asy-Syaikh al-Albaniy: shahih, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad: 158, Shahih Sunan
Abu Dawud: 1468, 4261, Shahih Sunan an-Nasa’iy: 2407, Shahih al-Jami’
ash-Shaghir: 6021, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 254, Irwa’ al-Ghalil:
1617, Misykah al-Mashobih: 1943 dan Shahih at-Targhib wa at-Tarhib: 957, 845].
Berkata
asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy: Shahih, lihat Nail al-Awthar bi Takhrij
kitab al-Adz-kar: 1115 dan Bahjah an-Nazhirin Syar-h Riyadl ash-Shalihin: III/ 208
hadits nomor 1723.
Ucapan
tersebut diucapkan tergantung dari orang yang berbuat kebaikan tersebut. Jika yang berbuat baik itu laki-laki
maka kita ucapkan, “Jazaakallah khairan”. Dan bila yang berbuat baik itu
perempuan maka kita ucapkan, “Jazaakillah khairan”. Atau jika dalam bentuk
jamak (plural), maka kita ucapkan, “Jazaakumullah khairan”.
Hal ini telah
disebutkan di dalam hadits tentang tayammum yang panjang di bawah ini,
عَنْ
عَائِشَةَ رضي الله عنها أَنهَّاَ اسْتَعَارَتْ مِنْ أَسمْاَءَ قِلاَدَةً
فَهَلَكَتْ فَبَعَثَ رَسُوْلُ اللهِ رضي الله عنها (فىِ طَلَبِهَا) رَجُلاً
فَوَجَدَهَا فَأَدْرَكَتْهُمُ الصَّلاَةُ وَ لَيْسَ مَعَهُمْ مَاءٌ فَصَلُّوْا
(بِغَيْرِ وُضُوْءٍ) فَشَكَوْا ذَلِكَ إِلىَ رَسُوْلِ اللهِ رضي الله عنها
فَأَنْزَلَ اللهُ آيَةَ التَّيَمُّمِ فَقَالَ أُسَيْدُ بْنُ اْلحُضَيْرِ
لِعَائِشَةَ: جَزَاكِ اللهُ خَيْرًا فَوَاللهِ مَا نَزَلَ بِكِ
أَمْرٌ تَكْرَهِيْنَهُ (قَطٌّ) إِلاَّ جَعَلَ اللهُ ذَلِكَ لَكِ (مِنْهُ
مَخْرَجًا) وَ (جَعَلَ) لِلْمُسْلِمِيْنَ فِيْهِ خَيْرًا (و فى رواية:
بَرَكَةً)
Dari
Aisyah radliyallahu anha, “Bahwasanya
ia pernah meminjam sebuah kalung dari Asma lalu kalung itu hilang”. Maka
Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengutus seorang lelaki untuk
mencarinya, lalu ia menemukannya. Maka datang waktu sholat sedangkan mereka
tidak memiliki air lalu mereka sholat tanpa wudlu. Sesudah itu mereka
mengadukan hal tersebut kepada Rosulullah Shallallahu
alaihi wa sallamlalu
turunlah ayat tayammum. Usaid bin al-Hudlair berkata kepada Aisyah, “Mudah-mudahan
Allah memberi balasan kebaikan kepadamu, demi Allah tidaklah turun suatu
perkara yang sedikitpun tidak engkau sukai melainkan Allah menjadikan yang
demikian itu jalan keluar bagimu dan Allah juga menjadikan kebaikan di dalamnya
kepada kaum muslimin”. (di dalam suatu riwayat, berkah). [HR
al-Bukhoriy:
334, 336, 3672, 3773, 4583, 4607, 4608, 5164, 5250, 5882, 6844, 6845, Muslim:
367, Abu Dawud: 317, an-Nasa’iy: I/ 163-165 dan Ibnu Khuzaimah: 261.
Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Mukhtashor
Shahih al-Imam al-Bukhoriy: 185, Shahih Sunan Abi Dawud: 309 dan Shahih Sunan
an-Nasa’iy: 299].
Semoga bermanfaat.