Doa apabila berbuka puasa di rumah
orang lain
بسم الله الرحمن الرحيم
أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ
الصَّائِمُوْنَ وَ أَكَلَ طَعَامَكُمُ اْلأَبْرَارُ وَ صَلَّتْ عَلَيْكُمُ اْلمـَلاَئِكَةُ
“Af-thoro ‘indakumush shoo’imuuna wa akala
tho’aamakumul abrooru wa shollat ‘alaikumul malaa’ikah”
((Telah berbuka orang-orang yang shaum
di sisimu, orang-orang yang baik telah memakan makananmu dan para Malaikat
mendoakan agar kalian mendapat rahmat)).
Dari
Anas radliyallahu anhu berkata, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah datang
menemui Sa’d bin Ubadah (radliyallahu anhu). Sa’d datang menjumpai Beliau dengan
membawa roti dan minyak zaitun (atau kismis) lalu makan. Kemudian Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam berdoa, “..al-Hadits..”.
HR Abu Dawud:
3854, Ibnu Majah: 1747, al-Baihaqiy (Syu’ab al-Iman): 6048, an-Nasa’iy dalam
Amal al-Yaum wa al-Lail, Ibnu Sunni dalam Amal al-Yaum wa al-Lail dan Ahmad:
III/ 118, 138.
Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Shahih
Abu Dawud: 3263, Shahih Sunan Ibni Majah: 1418, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir:
1137, 4677, 4679 Tahqiq al-Kalim ath-Thayyib: 193 dan Adab az-Zifaf halaman 170.
Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy: Shahih,
Lihat Nail al-Awthar bi Takhrij Ahadits Kitab al-Adz-kar: 555.
Berkata asy-Syaikh al-Albaniy rahimahullah, “Ketahuilah bahwa
dzikir ini tidaklah terikat pada orang yang shaum/ puasa setelah berbukanya
saja. Tetapi dzikir ini sifatnya mutlak. Sabda beliau “Telah berbuka orang-orang yang shaum di sisimu”,
bukan dalam bentuk kalimat khabar
(pemberitaan), namun merupakan doa untuk orang yang menyediakan makanan sampai-sampai
orang-orang yang shaum berbuka di sisinya dan mendapatkan pahala berbukanya
mereka. [Adab az-Zifaf halaman 171].