AKHLAK YANG MULIA
بسم الله الرحمن الرحيم
Islam sangat menganjurkan dan memuji akhlak mulia bahkan memberikan keutamaan kepada orang yang memilikinya. Sebagai figur dan panutan, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam adalah sebagai sosok yang paling baik akhlaknya, beliau menyuruh umatnya supaya mempergauli manusia dengan tutur kata yang lemah lembut penuh kesantunan, bertatap muka dengan ramah berhiaskan senyuman, bergegas melangkahkan kaki untuk membantu orang yang membutuhkan bantuan, memaafkan kesalahan orang yang berbuat salah tanpa dendam terpendam, dan sebagainya. Di antara dalil-dalilnya adalah sebagai berikut,
عن أبي هريرة قالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه و سلم: أَكْمَلُ
اْلمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ خِيَارُكُمْ
خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada istri-istrinya”. [HR at-Turmudziy: 1162, Ahmad: II/ 250, 472, Abu Dawud: 4682, al-Hakim dan Ibnu Hibban. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: hasan shahih, lihat Shahih Sunan at-Turmudziy: 928, Shahih Sunan Abi Dawud: 3916, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 1232, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 284 dan Misykah al-Mashobih: 5101].
Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy -hafizhohullah-, “Akhlak baik itu termasuk dari sifat orang-orang mukmin yang sempurna dan orang-orang bertakwa yang ikhlas”. [Bahjah an-Nazhirin: I/ 363].
عن سهل بن سعد رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و
سلم: إِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ ُيحِبُّ اْلكَرَمَ وَ مَعَالىِ اْلأَخْلاَقِ وَ
يُبْغِضُ سِفْسَافَهَا
Dari Sahl bin Sa’d radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala adalah Maha dermawan, menyukai kedermawanan dan akhlak yang luhur serta membenci akhlak yang buruk”. [HR Abu asy-Syaikh, al-Hakim, Abu Nu’aim dan as-Salafiy. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 1889 dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 1378].
Allah Subhanahu wa ta'ala mencintai akhlak yang mulia lagi luhur dan membenci akhlak yang hina lagi hancur. Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyukai akhlak yang baik lagi elok dan menolak akhlak yang rusak lagi bobrok. Maka setiap muslimpun seharusnya senang dan berusaha memiliki akhlak yang tinggi lagi terpuji serta antipati dan menjauhi akhlak yang rendah lagi tercela.
عن جابر بن عبد الله أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَ أَقْرَبِكُمْ مِنىِّ َمجْلِسًا يَوْمَ اْلقِيَامَةِ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقًا
Dari Jabir bin Abdullah radliyallahu anhu bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat majlisnya denganku pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya”. [HR at-Turmudziy: 2018, al-Bukhoriy di dalam al-Adab al-Mufrad: 272, Ahmad: IV/ 193, 194 dan Ibnu Hibban. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Shahih Sunan at-Turmudziy: 1642, Shahih al-Adab al-Mufrad: 206, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 2201 dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 791].
Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy -hafizhohullah-, "Akhlak baik termasuk dari penyebab cintanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan dekat darinya pada hari kiamat. Tingkat yang paling tinggi di surga adalah bagi orang yang baik akhlaknya. Karena akhlak yang baik itu meliputi seluruh rangkaian kebaikan". [Bahjah an-Nazhirin: I/ 677].
عن ابي الدرداءرضي الله عنه قَالَ: َسمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله
عليه و سلم يَقُوْلُ:مَا مِنْ شَيْءٍ يُوْضَعُ فىِ اْلأمِيْزَانِ أَثْقَلُ
مِنْ حُسْنِ اْلخُلُقِ وَ إِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ اْلخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ
دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَ الصَّلاَةِ
Dari Abu ad-Darda’ radliyallahu anhu berkata, aku pernah mendengar Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “tidak ada sesuatu yang diletakkan di atas neraca timbangan (mizan) yang lebih berat dari akhlak yang baik. Sesungguhnya orang yang berakhlak baik itu dapat mencapai tingkat (derajat) orang yang biasa shaum dan sholat dengannya”. [HR at-Turmudziy: 2002, 2003, al-Bukhoriy di dalam al-Adab al-Mufrad: 270, Abu Dawud: 4799 dan Ahmad: VI/ 442, 446, 448. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Shahih Sunan at-Turmudziy: 1628, 1629, Shahih al-Adab al-Mufrad: 204, Shahih Sunan Abi Dawud: 4013, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 5726, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 876 dan Misykah al-Mashobih: 5081].
Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy -hafizhohullah-, “Akhlak baik itu termasuk amal shalih yang paling besar yang dijumpai oleh seorang hamba di dalam lembar catatannya pada hari kiamat, dan ia akan melihatnya di dalam timbangan kebaikan-kebaikannya”. [Bahjah an-Nazhirin: I/ 674].
عن أبي هريرة رضي الله عنه قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ اْلجَنَّةَ؟ قَالَ: تَقْوَى اللهِ وَ حُسْنُ اْلخُلُقِ
Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sesuatu apakah yang terbanyak yang dapat memasukkan manusia ke dalam surga?. Beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik”. [HR at-Turmudziy: 2004, Ibnu Majah: 4246 dan Ahmad: II/ 291, 392, 442. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Hasan sanadnya, lihat Shahih Sunan at-Turmudziy: 1630, Shahih Sunan Ibni Majah: 3424, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 977 dan Misykah al-Mashobih: 4832].
عن أبي أمامة رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه و
سلم: أَنَا زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فىِ رَبَضِ اْلجَنَّةِ ِلمَنْ تَرَكَ
اْلمِرَاءَ وَ إِنْ كَانَ ُمحِقًّا وَ بِبَيْتٍ فىِ وَسَطِ اْلجَنَّةِ
ِلمَنْ تَرَكَ اْلكَذِبَ وَ إِنْ كَانَ مَازِحًا وَ بِبَيْتٍ فىِ أَعْلىَ
اْلجَنَّةِ ِلمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ
Dari Abu Umamah radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Aku adalah pemimpin di satu rumah di halaman surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan kendatipun ia benar. Pemimpin di satu rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun bersenda gurau. Dan pemimpin di satu rumah di surga yang paling atas bagi orang yang berakhlak baik”. [HR Abu Dawud: 4800. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: hasan, lihat Shahih Sunan Abi Dawud: 4015, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 1464 dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 273].
Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy -hafizhohullah-, “Tingkatan pahala yang paling besar di sisi Allah adalah bagi orang yang baik akhlaknya. Sebab baik akhlak itu merupakan himpunan bebagai keutamaan”. [Bahjah an-Nazhirin: I/ 676].
Beberapa dalil hadits dan penjelasannya di atas menunjukkan berbagai keutamaan dari akhlak yang baik yang wajib dimiliki oleh seorang muslim. Di antaranya adalah akan ditempatkan oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam sebagai seorang mukmin yang paling sempurna keimanannya, orang yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dan Nabi-Nya Shallallahu alaihi wa sallam serta yang paling dekat majlis (tempat tinggal)nya dengan Beliau nanti pada hari kiamat. Di samping itu orang berakhlak baik lagi mulia itu akan dibalas dengan banyak pahala kebaikan pada hari kiamat sebab akhlak yang luhur itu adalah amal shalih yang paling berat jika diletakkan di dalam neraca timbangan, bahkan bisa mencapai derajat pahala orang yang biasa melakukan ibadah shaum dan sholat. Dengan akhlak mulia itu pula, pemiliknya dapat dimasukkan ke dalam surga bahkan di tempatkan di tempat yang paling tinggi dari surga.
Maka dari itulah, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah memerintahkan umatnya untuk selalu mempergauli manusia dengan akhlak yang mulia yakni dengan menemui mereka dengan wajah yang berseri, mengerjakan perbuatan ma’ruf (baik) bagi mereka, bertutur kata yang baik kepada mereka, tidak mendebat mereka dengan sesuatu yang dapat menimbulkan perselisihan dan permusuhan, tidak membicarakan keburukan (mengghibah) mereka kepada orang lain apalagi memfitnahnya, mencegah keburukan yang dapat menimpa mereka dan mempergauli mereka dengan berbagai perbuatan dan perkataan yang ia sendiri suka mereka mempergaulinya.
عن أَبي ذر رضى الله عنه قَالَ: قَالَ لىِ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
و سلم: اتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَ أَتْبِعِ السَّيِّئَةَ
اْلحَسَنَةَ َتمْحُهَا وَ خَالِقِ النَّاسَ ِبخُلُقٍ حَسَنٍ
Dari Abu Dzarr radliyallahu anhu berkata, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda kepadaku, “Bertakwalah engkau kepada Allah dimanapun engkau berada, iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan baik niscaya akan menghapusnya dan pergaulilah manusia itu dengan akhlak yang baik”. [HR at-Turmudziy: 1987 dan Ahmad: V/ 153, 158, 228, 236. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: hasan, lihat Shahih Sunan at-Turmudziy: 1618, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 97 dan Misykah al-Mashobih: 5083].
Berkata asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin -rahimahullah-, “Dua wasiat pertama tentang urusan dengan al-Khalik (Allah Subhanahu wa ta'ala) dan wasiat ketiga tentang mempergauli makhluk yaitu engkau mempergauli mereka dengan akhlak yang baik, niscaya kamu akan dipuji dan tidak tercela. Hal itu dengan cara wajah berseri, ucapan yang benar, pembicaraan yang elok dan selain itu dari berbagai akhlak yang baik”. [Syar-h Riyadl ash-Shalihin: I/ 288].
Demikian perintah yang dilontarkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kepada umatnya agar mereka selalu menghias dirinya dengan akhlak yang baik lagi mulia di dalam bermasyarakat dengan orang banyak. Bersamaan dengan itu, Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengabadikan Rosul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam dengan mempunyai akhlak yang agung yang sangat pantas untuk diteladani oleh umatnya bukan selainnya meskipun orang tersebut tinggi status sosial dan pendidikannya, banyak harta dan jabatannya, elok rupa dan penampilannya, mewah rumah dan kendaraannya dan lain sebagainya dari berbagai kemuliaan hidup di dunia.
وَ إِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berakhlak yang agung. [QS. Al-Qolam/ 68: 4].
عن أنس بن مالك رضى الله عنه قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم أَحسَنَ النَاسِ خُلُقًا
Dari Anas bin Malik radliyallahu anhu berkata, “Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya”. [HR Muslim: 2150 dan al-Bukhoriy: 6203. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: shahih, lihat Mukhtasor Shahih Muslim: 1414 dan Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 6432].
Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy -hafizhohullah-, “Allah Subhanahu wa ta'ala dengan taufik-Nya telah menganugerahkan kepada hamba dan utusan-Nya akhlak yang mulia, kemudian menyanjungnya dan lalu mengangkatnya dengan menyebutkan sesuatu yang Beliau berhias dengan akhlak yang elok. Allah Subhanahu wa ta'ala menegaskan hal itu dengan firman-Nya Subhanahu wa ta'ala. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berakhlak yang agung. ((QS. Al-Qolam/ 68: 4)). Dan hal itu tidak ada kecuali karena Beliau adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan akhlak yang baik hanya dari sisi yang paling sempurna, lebih baik dan paling utama". [Bahjah an-Nazhirin: I/ 670-671].
Lalu Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam menegaskan bahwa tujuan Allah Subhanahu wa ta'ala mengutusnya di antaranya adalah selain untuk memperbaiki aqidah dan keyakinan umat manusia dari kekufuran kepada keimanan, perbuatan syirik kepada tauhid, dari bid’ah kepada sunnah dan dari kejahilan kepada ilmu juga memperbaiki dan menyempurnakan akhlak manusia dari yang buruk kepada yang baik dan dari yang hina kepada yang mulia.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُ تَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik”. [HR al-Bukhoriy di dalam al-Adab al-Mufrad: 273, Ahmad: II/ 318, al-Hakim dan Ibnu Asakir. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: shahih, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad: 207, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 2349 dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 45].
Demikian sebahagian dari dari tujuan Allah Subhanahu wa ta'ala di dalam mengutus Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada umat manusia umumnya dan umat Islam khususnya, maka dari itu hendaklah setiap mereka memahami dan menghayati akan keinginan dan tujuan Allah Subhanahu wa ta'ala tersebut. Lalu hendaklah mereka berusaha seoptimal dan semaksimal mungkin untuk mengamalkan seluruh atau sebahagian dari yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rosul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam di dalam menerapkan akhlak yang mulia tersebut, kemudian menyebarluaskan ajaran akhlak tersebut kepada segenap manusia, khususnya sesama kaum muslimin.
Marilah wahai saudara-saudaraku yang muslim, cari dan raihlah akhlak yang mulia lagi terpuji dan jauhi akhlak yang tercela lagi amat keji. Dengan cara menteladani idola dan panutan yang sebenar-benarnya lagi hakiki yakni Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam seorang utusan dan nabi. Agar kita dapat meraih kebahagiaan dan kenikmatan kelak pada hari kiamat di dalam surga-Nya yang abadi. Karena tidaklah Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus beliau melainkan untuk diteladani akidah, ibadah dan akhlaknya.
Semoga bermanfaat bagiku, keluargaku dan seluruh kaum muslimin yang meniti jalan di atas manhaj Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan para shahabat radliyallahu anhum.